Indramayu, medianetral.com – Kasak kusuk pembullyian terhadap lawan politik untuk melakukan penggembosan elektabilitas bukanlah hal baru. Apalagi di tingkat daerah seperti Indramayu.
Setingkat Presiden terpilih Prabowo atau Bupati Indramayu Nina Agustina yang sudah sangat luar biasa memimpin Indramayu saja, masih dianggap tidak dewasa dalam memimpin.
Apalagi sekelas Abdurrafiq Fahman, yang jauh-jauh hari sudah mempersiapkan diri untuk “Nyanlon Bupati”. Walaupun jabatannya di Divisi Jalan & Jembatan sampai sekarang di Analyst Departemen Perencanaan Korporasi, PT. Hutama Karya (Persero) Jakarta, itu tidak menjadi jaminan untuk lolos dari Pembullyian.
Tapi itu jauh lebih menarik dari pada tidak dibully, sebab masih dianggap sebagai orang-orang yang diperhitungkan.
Apalagi niat dan kesungguhannya sudah dipersiapkan untuk berkompetisi di Pilkada mendatang. Dengan semangat muda yang menawarkan pembaharuan menyongsong Indramayu *Bangkit* (Bersatu, Adil, Nasionalis, Giat, Kreatif, Inspiratif dan Transparan).
Bangkit sebagai Visi dan Misi ini juga boleh di bully, walaupun bahan pemikirannya harus dilakukan selama berbulan-bulan melalui konsep psikologi massa atas pemikiran Gustav Le Bon, membangkitkan “jiwa ras”, yaitu seperangkat karakteristik umum.
Artinya pada tataran pemikran ini Abdurrofiq Fahman masuk pada kelompok-kelompok masyarakat, yang secara psikologi social harus segera diurai untuk kemudian dihidupkan, mengarah pada giat, kreatif, inspiratif dan transparan, dalam kehidupan masyarakat pertanian, perdagangan, pendidikan, seni dan budaya, palayanan dan ekonomi. (acep syahril)