Indramayu, medianetral.com – Penyair Acep Syahril (62) jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, ingatkan para pejabat di Indonesia melalui pembacaan puisi di Mapolres Indramayu, Kejaksaan Negeri Indramayu dan di depan Ruang Kantor Sekda, Kabupaten Indramayu – Jawa Barat, Jumat (2/8/2024).
“Seperti yang sudah sudah, usai Pilkada kalau bukan calon bupati, walikota atau gubernur terpilih mereka diciduk KPK. Selain itu melalui puisi ini para pejabat daerah kembali diingatkan, jangan terlalu terlena dengan potongan (fee proyek) yang mereka ambil,” jelas Acep Syahril.
Dari empat (4) puisi yang dibacakan itu, “Koruptor Daerah Ratus Ratus”, “Koruptor Apes”, “Koruptor Kau Telah Mencuri Duitku” dan “Koruptor Fantastis yang Masih Berkeliaran”.
……
_pejabat korup di daerah jauh lebih_
_rakus dari pada rattus rattus_
_tampilannya gagah jumawa santun_
_memesona sebab rattus rattus ini_
_harus membagikan hasil korupsi_
_kepada atasannya dipusat pencurian_
_tingkat tinggi dan mereka kompak_
_untuk saling menutupi_
(Puisi: Koruptor Daerah Rattus Rattus)
Atau pada puisinya Koruptor Kau Telah Mencuri Duitku. Puisinya terkesan sangat pedas dan menohok:
negeri carut marut yang dirusak
para pejabat korup bermental tikus
dan buaya ini harus segera disikapi
dengan cara apapun termasuk melalui
puisi dengan kata dan bahasa terang
benderang agar setiap diksinya bisa
menohok jaringan jaringan syaraf
otak dan hati mereka
sebab kalau menggunakan metafora
mereka malah semakin senang dan
puisinya bisa diberikan kepada wanita
-wanita simpanannya sebab kata maling
bisa saja berubah jadi _kau telah_
_mencuri hatiku_ seperti lagunya
dewi persik jadi biarkan puisi ini
menjebol otak para maling negara itu
biarlah puisi ini tampil dengan
bahasa yang tidak sopan serta diksi
menyakitkan hati itupun kalau
mereka masih punya hati nurani
biarlah para penyair lain nyeleneh
karena puisi ini jelek dan miskin
imajinasi hihihihi
Tidak hanya itu, Acep juga menghimbau kepada Kapolres dan Kajari, sebagai lembaga penegakan hukum di wilayah kerjanya agar lebih menumbuhkan kepekaannya terhadap, baik para pelaku korupsi yang masih bebas berkeliaran maupun yang masih asyik duduk dengan praktik korupsi yang dilakukannya.
“Ini tanggungjawab kita bersama, sebab yang menjadi korban korupsi ini berbeda dengan korban perokok pasif. Korban korupsi itu, generasi penerus dan negara,” tandas Acep Syahril.