Indramayu, medianetral.com – Badari (55) warga desa jati sawit kecamatan Jatibarang, lebih dari 10 tahun mengantungkan hidupnya melalui jasa penyebrangan, di sungai Cimanuk.
Walaupun saat ini sudah dibangun jembatan gantung untuk lebih mengefektifkan proses transportasi dan transformasi. Namun itu tidak membuat Badari lantas kehilangan pekerjaan.
Laki-laki beranak tiga ini tetap semangat dan bahkan tetap menjalankan aktivitas jasa penyeberangan seperti biasa di wilayah Jatisawit.
“Sekarang penyebrangan disekitar daerah ini tinggal empat, yakni legok blok kolot desa jati sawit lor, Bojong , gablok, dan Binong.” ujar Badari, Kamis (9/5/2024).
Setiap hari penghasilan yang diperoleh tidak tetap, Badari bersama seorang rekannya kadang bisa mengumpulkan sampai Rp.700.000 atau kadang bisa Rp 140.000, tuturnya.
Apalagi selama ini Badari tidak menetapkan tarif, tapi warga pengguna jasa lebih memahami itu, dan mereka membayar seikhlasnya, dari mulai Rp.2.000 hibgga Rp.5.000.
“Ya kami masih ada 4 orang yang punya tambangan di area kali Cimanuk ini, Alhamdulilah masih cukup penghasilan mas, ya kadang sepi kadang rame juga, namanya rejeki nga bisa di tebak,” lanjut Badari.
Bahkan menurut Badri, serta beberapa kawannya sudah niat untuk mempertahankan profesi jasa tambang ini. Sebab jasa tambang tersebut sudah ada sejak dulu. Sampai-sampai dibuatkan lagunya, “artinya jelas jasa tambang ini menarik dan fenomenal,” tambah Badari.
“Iya waktu itu ada lagunya dari maylina nyanyikan tambangan kali Cimanuk, gara gara lagu itu omset jasa tambangan meroket mas.” Tegasnya.
Badari dan kawanya setiap hari tetap beroperasi, hanya libur ketika sungai Cimanuk banjir, Tapi ia tak gentar walaupun sudah banyak jembatan gantung yang di bangun penghujung 2023, ia masih tetap semangat. (Margo)