Indramayu, medianetral.com – Sejak beberapa bulan terakhir, sejumlah lahan yang ada di Indramayu mengalami kekeringan akibat terdampak musim kemarau. Tapi kekeringan tak menyurutkan petani Desa Jumbleng untuk berproduksi padi.
Salah satu warga Desa Jumbleng Rohman mengatakan manusia harus berusaha walaupun takdir sudah di gariskan tuhan, dalam hal ini petani jangan hanya pasrah, tetap berupaya agar lahan sawahnya bisa teraliri air walaupun dengan berbagai upaya.
“Musim kemarau yang berkepanjangan ini mengakibatkan warga kesulitan mencari air bersih, namun alhamdulillah kami masi bisa mendapatkan air walaupun harus berebut dengan air asin, walaupun harus di dorong air tawar dari timur,” Ucap Rohman Warga Desa Jumbleng Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu. Sabtu, (07/09/2024).
Dia menerangkan, pengambilan air dari sungai betokan walaupun harus membayar tetapi usahanya agar bagaimana pun padi miliknya tetap hidup, harus dilakukan pemompaan setiap dua hari sekali. Dalam sekali memompa, ini harus membeli bahan bakar Rp 30 ribu.
“Musim hujan tahun ini panjang dan kemarau molor. Sekarang lebih parah dibanding tahun lalu. Tapi bagaimanapun juga saat kemarau tetap harus cari air walaupun kami petani harus membayar air ,” lanjut Rohman.
Rohman menambahkan saat ini perubahan iklim terjadi karena berbagai faktor dan memang sudah terjadi. Untuk mengembalikannya pun sangat sulit.
“Semoga hal ini dapat diatasi dengan kemampuan petani sebagai manusia yang mudah beradaptasi.” Tambah rohman.
Saat tidak ada hujan dan menyebabkan kekeringan maka petani harus melakukan berbagai hal yang efektif untuk mengatasinya agar Padi tetap bertahan sampai panen nanti. Pungkas Rohman.