Indramayu, medianetral.com – Graduation atau momen kelulusan semestinya dijadikan renungan untuk siswa – siswi agar bisa lebih mengembangkan diri agar lebih baik dalam menentukan langkah masa depan siswa – siswi itu sendiri. Hampir semua sekolah, yang mengadakan momen kelulusan hanya berpedoman kelulusan adalah pesta. Yang justru dalam pelaksanaanya banyak menimbulkan polemik.
Berkaitan dengan hal ini seharusnya pihak Dinas Pendidikan lebih bisa memberikan edukasi kepada Kepala Sekolah dan guru agar disaat momen perpisahan dijadikan momen perpisahan yang mendidik bukan dengan berpesta dan memberikan contoh yang tidak baik. Senin, (24/06/2024).
Langkah dan masa depan anak masih sangatlah panjang untuk menentukan langkahnya, dan masih sangat perlu perhatian orang tua siswa dan guru. Momen perpisahan dan kegiatan extra kurikuler menjadi ajang dimana kegiatan tersebut bisa menghasilkan pundi uang dan dijadikan bisnis bagi para oknum guru.
Seperti halnya yang terjadi di beberapa sekolah tingkat dasar salah satunya adalah di UPTD SDN I Bugis anjatan dan UPTD SDN I Salamdarma, mengadakan acara perpisahan dengan memungut biaya dari wali murid sebesar 50 hingga 60 ribu rupiah dan apabila tidak membayar akan memotong dari hasil tabungan murid dan menjadi kewajiban murid untuk membayar.
Pungli sudah menyebar kemana – mana hal ini terjadi karena kurang kontrolnya dari dinas pendidikan, walaupun sebenarnya sudah ada pihak perwakilan orang tua murid yaitu Komite akan terapi aplikasinya komite yang ditunjukkan sebagian menjadi oknum dan bekerjasama dengan pihak sekolah.
Tingkat pungli dan bisnis disekolah yang sering terjadi ketika sekolah mengadakan kegiatan – kegiatan ekstra kurikuler, dan ini menjadi lahan basah bagi para komite dan oknum guru yang nakal. Dan sudah saatnya kita bergerak untuk bersama – sama mengontrol dan bertindak apabila diketemukan hal yang tidak patut. Sampai dengan berita ini diturunkan tidak ada pihak sekolah yang bersedia untuk mengklarifikasi. (Dho).