Indonesia Berduka Kiyai Kharismatik dan Penyair Syakur Yassin Tutup Usia

Sejak itulah aku memejamkan mata

tidak lagi menoleh ke kanan dan ke kiri.

Aku terus berjalan menundukkan mata

menelusuri titian hidup ini.

Aku tidak mau berhenti, aku mau terus melangkah.

Apakah masih jauh ? terseserah bukan urusanku.

yang penting aku yakin bahwa aku akan sampai.

Apakah masih lama ? aku tak mau menghiraukan.

Yang penting aku tetap melangkah di jalan ini.

Karena aku yakin inilah jalan yang menuju kepada-Mu

 

Kalaupun ditengah perjalanan aku habis dimakan usia.

Dan mataku tak sempat lagi meatap penghujung jalan ini

dan kakiku tak menginjak titian terakhir

Aku puas terkulai ditengah perjalanan

sedang menuju kepada-Mu

(Surat Cinta 37), dikutif dariSurat Surat Cinta Syakur Yassin.

 

Indramayu, medianetral.com – Indonesia berduka, KH. Prof.Dr. Syakur Yassin, MA, Kharismatik dan penyair yang senantiasa mengumandangkan puisi-puisinya melalui kegiatan pengajian dengan tajuk Gelombang Cinta di Pondok Pesantren Candangpinggang, Kertasemaya Indramayu itu, tutup usia.

Syakur Yassin menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Mitra Plumbon Cirebon, pukul 1.22 dini hari, dalam usia 75 tahun. Meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang saat ini masih belajar di ponpes Candangpinggang.

Selama ini beliau lebih familiar dengan panggilan Buya Syakur, selain sebagai Pimpinan Pondok Pesantren, ulama dan cendekiawan muslim yang akhir-akhir ini dikenal luas pemikiran-pemikirannya dalam menguak banyak hal tentang Islam melalui kegiatan kegiatan pengajian dan program bertajuk Gelombang Cinta.

Baca Juga:Susun RPJPD: Indramayu Fokus Pada Pembangunan Berkelanjutan Hingga 2045

Dua Jembatan di Wilayah Indramayu Bagian Barat Amblas Lagi

Hapus Kegiatan Study Toor atau Beri Solusi Pencerdasan

Sementara pada program Gelombang Cinta yang dimotori Wamimma-tv puisi-puisinya lebih banyak dibacakan seniman teater, penulis, penyair dan para pecinta sastra tanah air. Baik melalui zoom maupun di ruang pengajian yang disiarkan secara langsung.

Puisi-puisi naratif Syakur Yassin sangat kaya akan ajaran hidup dengan diksi mengalir dan mudah dipahami berbagai kalangan. Ajaran hidup yang bersandar pada pengetahuan agama serta asam garam yang dilaluinya.

Mampu menggiring pembaca sampai pada persoalan yang menelikung banyak dalam kehidupan sehari-hari, tanpa menggurui.

Sehingga gaya aku lirik pada puisi-puisinya menjadi cerminan bagi orang lain, demikian juga pada tema-tema soaial yang berhubungan dengan Korupsi, birokrasi bahkan kekuasaan. Semua dituangkan dalam puisi tanpa diksi-diksi hentakan:

 

Kemudian kesalahan besar yang pada umumnya

dilkakukan oleh kebanyakan orang, wahai kekasihku,

adalah mereka menata dan merapihkan

barang-barang yang ada di kamar tidur,

supaya nyaman. Tetapi berbagai persoalan yang

berserakan di dalam hatinya sendiri tidak pernah

disusun rapih, tetap berserakan, sehingga suasana

hatinya tidak pernah nyaman. (Puisi,Terserah)

Kritik social pada pada puisi Terserah ini sangat jelas, dan kata kekasihku disitu memiliki peran ganda yang secara aku lirik kadang bisa berubah-ubah makna. /Kemudian kesalahan besar yang pada umumnya /dilkakukan oleh kebanyakan orang, wahai kekasihku/.

Tentang KH.Prof.Dr. Syakur Yassin, MA

Syakur lahir di Indramayu, Jawa Barat 12 November 1949, sejak kecil hingga menginjak dewasa waktu dihabiskan dengan menimba ilmu di pondok pesantren. Salah satu tempatnya mempelajari ilmu-ilmu tentang Islama di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon.

Baca Juga: Rujak Tumbuk Lempuyang Ciri Khas Kuliner Indramayu Bagian Barat

Tikus Serang Ratusan Hektar Sawah di Indramayu, BAHER Sambangi Petani

Dari Ciwaringin ini Syakur Yassin mahir dalam berbahasa Arab. Dari kelebihannya inilah Syakur Yassin muda mampu menerjemahkan kitab-kitab bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

Lalu ditahun 1971, Beliau melanjutkan pendidikannya ke Cairo, Mesir. Disana Syakur Yassin dipercaya menjadi ketua PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Cairo. Usai menempuh pendidikan di Cairo, pada 1977, Syakur Yassin menyelesaikan ilmu al-Quran di Libya, dan ditahun 1979 menyelesaikan sastra Arab.

Dua setelah itu (1981) beliau menyeselesaikan S2 bidang sastra linguistik di Tunisia, beberapa bulan kemudian diangkat menjadi staff ahli di kedutaan besar Tunisia.

Seperti belum puas dengan penhetahuan yang diperoleh serta pendidikan yang ditempuhnya, Syakur Yassin mengejar tingkat doktoral di London dengan mata kuliah dialog teater, selesai tahun 1985.

Kurang lebih 20 tahun menghabiskan waktu belajar di Timur Tengah dan Eropa, tahun 1991, Syakur Yassin pulang ke tanah air bersama Gusdur, Quraish Shihab, Nurcholis Majid dan Alwi Shihab.

Sampai saat ini ada puluhan buku kumpulan puisi Syakur Yassin yang telah terbit dan beredar di pasaran. (acep syahril)

Baca Juga: Pedesaan Suwike Katak Air, Paling Top di Sliyeg

Bau Menyengat, Anggota Komisi VII DPR RI Sambangi PT JAVA Seafood Indramayu

Caleg Ciswanto Ajak Pendukung Doa Bersama Memperingati HUT PDIP Ke-51

Pemdes Ciparay Akan Revitalisasi Pasar, GNPK-RI Jabar Pertanyakan Gimana Nasib Pedagang?

Berniat Doakan Keluarga, Pemakaman Ujungjaya Banjir Imbas Proyek BBWS Mangkrak

Baru Hitungan Hari, Proyek Jembatan Penghubung Desa Temiyangsari ke Temiyang Amblas

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *