Jakarta, medianetral.com – Pada sesi kedua mengenang 40 hari wafatnya penyair, sastrawan dan budayawan Abdul Hadi WM, ditampilkan tayangan profil Prof. Abdul Hadi WM, di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Senin (26/2/2024). Gayatri Wedotami, puteri tertua dari almarhum Prof. Dr. Abdul Hadi WM malam itu mendapat bingkisan kenang-kenangan dari Pemprov DKI Jakarta.
Ketua Panitia, Nanang R. Supriyatin dalam sambutannya mengatakan, bahwa kegiatan 40 hari wafatnya Abdul Hadi WM adalah bagian dari penghormatan atas sumbangan pemikiran dan dedikasi almarhum pada kesusasteraan Indonesia.
Nanang Supriyatin juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu terwujudnya kegiatan, terutama kepada 14 komunitas yang tergabung dalam kepanitiaan bersama seperti, Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), Komunitas Forum Sastrawan Indonesia (FSI), Komunitas Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), Komunitas Sastra Reboan, Komunitas Satarupa (Perempuan Pekerja Seni), Komunitas Lukisan Daun & Kopi Teddy Arte, Komunitas Literasi Betawi (KLB), Komunitas Srikandi (Komunitas Seni Budaya), Komunitas Literasi Kompasiana (LitKom), Komunitas Sastra Jakarta Timur (KSJT), Komunitas Istana Puisi, Komunitas Cakra Budaya Indonesia, Komunitas Planet Senen,Forum Literasi Muda, dan Komunitas RK Production.
Sementara Isbedy Stiawan ZS, salah seorang penyair Indonesia dengan karya-karya sufistiknya, malam itu memberi kesaksian tentang kiprah kepenyairannya pada gerakan sastra sufi yang digerakkan Abdul Hadi WM.
Oleh sebab itu Isbedy Stiawan ZS mengusulkan agar Prof.Abdul Hadi WM patut mendapatkan gelar Guru Penyair Indonesia. Sebagaimana Sutardji Calzoum Bachri yang berhasil mengibarkan kredonya, dan kemudian mendapat julukan Presiden Penyair Indonesia, jelas Isbedy.
Berikut adalah salah satu karya puisi Prof.Abdul Hadi WM, seorang Penyair, Sastrawan, Budayawan, Akademisi, dan Ahli Filsafat. (Lasman Simanjuntak/*)
TUHAN, KITA BEGITU DEKAT
Tuhan
Kita begitu dekat
Sebagai api dengan panas
Aku panas dalam apimu
Tuhan
Kita begitu dekat
Seperti kain dengan kapas
Aku kapas dalam kainmu
Tuhan
Kita begitu dekat
Seperti angin dengan arahnya
Kita begitu dekat
Dalam gelap
Kini aku nyala
Pada lampu padammu.