Indramayu, medianetral.com – Peringatan HUT SMK Negeri 1 Losarang, Indramayu ke 25 berlangsung meriah, Kamis, 20 Nopember 2025. Selain diwarnai penampilan para siswa dengan gelaran seni, seperti tari topeng, tari garapan modern serta berbagai kreatifitas budaya lainnya, sampai pada teatrikal prosesi pemotongan tumpeng oleh kepala sekolahnya, Arifuddin, S.Pd, MT. Momment ini juga dimanfaatkan Arifuddin dengan menghadirkan GM pengembang kawasan industri Mr. Zhang dari WIP, serta beberapa perusahaan yang sudah dan sedang beroperasi. Seperti PT. Struktur Baja Ringan Indonesia, PT. Wiratama Indramayu Perkasa, PT. Food Packaging Jaya, PT. Mingda, dan Asep Kurniawan, dari Bidang Penempatan, Disnaker Kabupaten Indramayu.
Dikatakan Asep Kurniawan, rencana pengembangan pembangunan industri di wilayah Losarang, hal menggembirakan tentunya bagi masyarakat Indramayu menuju pintu kesejahteraan, karena tingginya penyerapan tenaga kerja.
“Namun satu hal yang harus menjadi perhatian serius dalam hal ini, yakni bahasa komunikasi. Sebab ini adalah awal dari langkah besar yang akan menuntun kita agar tidak terjadi miss dan kesalahan teknis yang fatal,” ujarnya.
Masalahnya bukan hanya pada persoalan bahasa tapi juga kultur, agar kita bisa saling menghargai dan memahami konteks kerja lanjutannya, tambah Asep.
Kita Jangan Jadi Penonton. Sementara kepala SMK Negeri 1 Losarang, Arifudin dalam acara ramah tamah hari itu memaparkan banyak harapan dari rencana besar di kawasan industri Losarang ini. Dan sebagai sekolah vokasi SMKN 1 Losarang sudah bergerak menunggu permintaan pasar dengan memproduksi seal karet hp, air mineral, sayuran segar organik serta jenis sayuran unggulan lainnya.
“Artinya dari rencana pembangunan 150 pabrik di kawasan ini kita tidak boleh jadi penonton, kita harus memegang peranan dengan mempersiapkan sumber daya manusia kreatif inovatif yang tidak hanya siap menjadi pekerja, tapi juga pencipta yang hasilnya dapat dimanfaatkan oleh manusia di lingkungan industri tersebut,” tegasnya.
Literasi yang selama ini kita jalani dengan menyerap banyak literatur sudah saatnya diimplementasikan dalam dunia kerja dan mencipta. Sehingga upaya untuk keluar dari persoalan hidup di sini dapat diwujudkan, lanjut Arif.










