Indramayu, medianetral.com – Menjelang masa panen, sawah-sawah di Desa Tenajar Lor, Kecamatan Kertasemaya, mulai lengang dari aktivitas para petani. Banyak petani dan buruh tani yang memilih alih profesi sementara untuk menyambung hidup, seperti menjadi pedagang keliling, kuli bangunan, atau merantau ke Jakarta sebagai sopir bajaj dan taksi.
Hendra Permana, Ketua Kelompok Tani Sri Guna, mengungkapkan bahwa fenomena ini telah menjadi kebiasaan di kalangan petani setempat. “Menjelang padi mulai bunting, kegiatan di sawah sudah mulai berkurang. Hanya satu atau dua orang saja yang masih bekerja, itu pun paling seminggu sekali. Sambil menunggu panen, banyak petani mencari pekerjaan lain, seperti berdagang keliling atau bekerja serabutan, yang penting ada penghasilan,” ujar Hendra pada Jumat (4/10/2024).
Hendra juga menyoroti masa rawan tanaman padi yang mulai keluar malai (mratak), di mana serangan hama seperti wereng, sundep, hingga burung pemakan padi bisa menjadi ancaman serius. Minimnya tenaga kerja di sawah menyebabkan pengawasan dan perawatan tanaman pun berkurang. “Ya, kita hanya bisa berdoa agar panen nanti melimpah demi kesejahteraan masyarakat Tenajar Lor,” imbuhnya.
Senada dengan Hendra, Ibu Masriyah, seorang warga yang suaminya telah seminggu merantau ke Jakarta untuk berjualan buah keliling, turut membagikan ceritanya. “Iya, suami saya sudah seminggu di Jakarta jualan buah keliling. Di sawah sudah tidak ada pekerjaan lagi,” tuturnya dalam bahasa Dermayu.
Dari pantauan medianetral.com, suasana di sawah tampak sepi tanpa aktivitas para petani. Hanya terlihat orang-orangan sawah yang bergoyang tertiup angin, seolah sedang mengusir burung dari tanaman padi yang berada dalam fase kritis tersebut.