Cirebon, medianetral.com — Ratusan nelayan Desa Karangreja, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, kembali menggelar tradisi tahunan pesta laut atau nadran dengan prosesi melarung kepala kerbau dan sesaji ke laut. Tradisi ini dilaksanakan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sambung Jaya pada Minggu (8/12/2024).
Ketua TPI Sambung Jaya, Tarji (Jibang), melalui Sekretarisnya, Dian Wijaya, menjelaskan bahwa tradisi ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur para nelayan atas rezeki hasil laut serta doa untuk keselamatan dan keberkahan keluarga.
“Kegiatan ini adalah tradisi rutin tahunan. Dengan melarung kepala kerbau dan sesaji, kami berharap rezeki melimpah dan keselamatan bagi para nelayan serta masyarakat sekitar,” ujar Dian.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat, di antaranya Kepala Bidang Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Cirebon, Kuwu Desa Karangreja, Kuwu Desa Suranenggala Kidul, serta unsur Forkopincam Suranenggala.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kelancaran acara ini, khususnya kepada Polairud Polda Jabar, TNI AL Lanal Cirebon, dan Polsek Kapetakan, sehingga masyarakat bisa mengikuti kegiatan ini dengan aman dan nyaman,” imbuhnya.
Kendala Pendangkalan Sungai
Meski berjalan lancar, proses pelarungan sempat mengalami keterlambatan akibat pendangkalan di bibir sungai. Dian berharap pemerintah daerah dan dinas terkait dapat segera merealisasikan pengerukan sungai agar aktivitas nelayan tidak terganggu.
“Kami berharap dinas terkait bisa segera melakukan pengerukan. Para nelayan sudah sering menyampaikan aspirasi ini, tapi keputusan ada di tingkat pusat. Semoga kali ini pemerintah mendengar suara nelayan Karangreja,” tegas Dian.
Tanggapan dari Pejabat Daerah
Menanggapi kendala tersebut, Kepala Bidang Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Cirebon, Baihaqi, S.IP., M.AP., mengakui bahwa persoalan pendangkalan sungai tidak hanya terjadi di Desa Karangreja, tetapi juga di beberapa titik sepanjang pesisir Kabupaten Cirebon.
“Masalah pendangkalan ini sebenarnya sudah kami koordinasikan dengan BBWS Cimanuk-Cisanggarung, karena kewenangan pengerukan berada di bawah mereka. Meski begitu, kami tetap berupaya membantu agar permasalahan ini bisa segera diatasi,” jelas Baihaqi.
Menurut Baihaqi, pihaknya fokus pada pemberdayaan nelayan, seperti pembinaan penangkapan ikan yang ramah lingkungan dan memfasilitasi program bantuan alat tangkap dari pemerintah pusat.
“Kami tetap mendampingi dan membantu nelayan agar bisa mendapatkan dukungan dari pusat. Harapannya, tradisi ini tidak hanya menjadi simbol budaya, tetapi juga membawa keberkahan bagi masyarakat nelayan di Desa Karangreja,” pungkas Baihaqi.