Milad FOSPI Ke-18 Dan Satgas Ke-4 Wujudkan PMI Lebih Baik

Taiwan, medianetral.com – Acara yang berlangsung di taman Zhen – Hai Donggang, Pingtung Milad Forum Silaturahmi Pelaut Indonesia (FOSPI) dan Satgas ke-4 dapat berjalan lancar dan penuh hikmat. Pingtung – Taiwan (29-01-2025).

Dalam rangka menyambut Milad ke-18 dan Satgas ke-4 FOSPI lakukan berbagai rangkaian kegiatan rasa syukuran di setiap tahunnya, dengan tujuan mewujudkan rasa nasionalisme dengan mempersatukan seluruh sesama anak bangsa yang berada di Taiwan sebagai PMI pelaut, dengan memilih dan merancang tema secara tepat, FOSPI di dirikan dan di lahirkan di Taiwan merupakan langkah tepat guna untuk mempersatukan para PMI pelaut/nelayan Indonesia di Taiwan. Dalam acara tersebut di hadiri oleh kepala Kantor Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) Arif Sulistiyo dan keimigrasian pemerintah setempat.

Acara yang berlangsung pada jam 09.00 sampai dengan selesai waktu Taiwan, kegiatan perayaan FOSPI diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, doa bersama, potong tumpeng serta ada sanggar seni tarian daerah tanah air, dan pada puncaknya untuk lebih menyemarakan suasana acara dimeriahkan oleh kehadiran para tamu undangan spesial dari para musisi cantik Pantura yang rindu akan budaya khas tanah air seperti hadirnya Indah Waty, Whinda Chand, Anggie Sellyn, Nank Wir, Juju Almahera, dan di iringi musik Anggie Nada.

Ahmad Muzdakir selaku ketua FOSPI Taiwan saat di temui jurnalis medianetral.com menyampaikan dalam keterangannya

” Kami atas nama Forum Silaturahmi Pelaut Indonesia di Taiwan periode 2018 sampai saat ini di tahun 2025, sebenarnya dari FOSPI setiap 2 tahun ada pergantian kepengurusan baru, tetapi dari teman-teman masih menghendaki saya untuk terus mengurus organisasi terpilihnya saya di FOSPI di Taiwan. FOSPI tidak lain adalah  Forum Silaturahmi Pelaut Indonesia, yang berdiri dan dirikan oleh para komunitas Pekerja Migran Indonesia (PMI) khususnya anak buah kapal yang berada di pelabuhan Tonggang – Pingtung, dan FOSPI berdiri sendiri dan di dirikan pada tahun 2007 hingga saat ini, dari awal misi FOSPI adalah mendirikan tempat ibadah masjid, tapi sebelum masjid berdiri ada teman-teman komunitas yang belajar mengaji, yang pada akhirnya punya inisiatif menyewa tempat untuk mushollah, setelah di dirikan musholah di situ ternyata banyak jamaahnya, pada akhirnya terinspirasi ingin mendirikan masjid, setelah itu ingin memberi nama masjid yang semula mushollah menjadi masjid memang harus atas saran Kantor Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) dan PCINU Taipei seharusnya ada organisasi  yang mana merekomendasikan sebuah tempat ibadah masjid ini, dan di situlah kurang lebihnya tahun 2010 ada istilah yang dari musholah pindah ke masjid karena tempatnya masih ngontrak belum punya sendiri, disitulah kita mengumpulkan donasi dengan menggalang dana secara swadaya

bertahun-tahun kurang lebih 10 tahun lebih, pada saat anggaran sudah dianggap cukup untuk anggaranya, kami dengan teman-teman mencari lahan tempat untuk membangun tempat ibadah dengan membeli tanah serta bangunan milik warga Taiwan yang mau ia jual, dan setelah kita beli secara permanen kurang lebih 5 jutaan lebih, dan ini murni dari uang swadaya para PMI, dan pada tahun 2015 tanah sudah terbeli dan di tahun 2016 bangunan masjid terenovasi, dan pada tahun 2018 masjid tersebut di resmikan, dan sempat menghadirkan musik band ternama dari Wali band dalam peresmian tersebut, setelah kepengurusannya pulang ke Indonesia sebagai penerus regenerasinya adalah saya di tahun 2018 sampai dengan saat ini di tahun 2025, jadi memang dari misi FOSPI sendiri adalah untuk menginisiasi mendirikan tempat ibadah. Lalu seiringnya berjalannya waktu tahun ke tahun FOSPI sendiri tidak hanya bergerak di tempat ibadah dan keagamaan, dan kami melihat situasi dan kondisi di lapangan organisasi FOSPI tidak berhenti di situ saja karena banyak ribuan ABK hampir mendekati 4000 sampai 5000 ABK, ketika kita berbicara orang banyak Tentu kompleks dengan permasalahan yang terjadi di lapangan pelabuhan Dongga – Pingtung, di situ kami dari FOSPI terfokus pada kemanusiaan dan sosial, setelah menjalankan organisasi kami dari FOSPI terus mendampingi dan mengadvokasi teman-teman ABK ini dengan membantu permasalahan dan isu-isu di lapangan terkait dengan gaji, ataupun kecelakaan kerja, ataupun dari ABK yang meninggal dunia, kami dari FOSPI bekerjasama dengan pemerintah Kantor Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) dan pemerintah Taiwan serta bekerjasama dengan NJO-NJO baik lokal maupun Internasional.” Ucapnya.

Dirinya menambahkan ” Lalu terkait dengan visi  FOSPI ini agar kedepannya menjadi organisasi yang solid dan kuat, dan FOSPI ini bukan saja sekedar organisasi yang lahir dari kampung halaman, dan pada tahun 2022 kita sudah menerima dan mendirikan serikat pekerja yang di namai Pingtung Migrant Fisherman Union (PMFU) dan pada 2022 punya sertifikat Depnaker pintu, maka dari itu inilah yang menjadikan suara FOSPI yang bisa mewakili aspirasi dari suara-suara ABK untuk kita bawa ke pemerintah, baik rapat pemerintah Indonesia atau ke rapat pemerintah Taiwan, dan inilah yang mengubah kebijakan-kebijakan pemerintah yang bisa proaktif dengan para pekerja, dan secara hak-haknya kedepannya pekerja lebih baik, lebih sejahtera, dan lebih berkeadilan. Dan kami dari FOSPI berkolaborasi dan menjaga semua pihak, baik dari pekerja itu sendiri, majikan, dan agensi, karena kami dari FOSPI lebih mengutamakan mediasi dari segala hal permasalahan, untuk itulah FOSPI di dirikan dan di lahirkan di Taiwan.” Tambahnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *