Indramayu, medianetral.com – Haul malam ketiga Mbah Buyut Brama Jaya di Desa Sliyeg, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menjadi lebih istimewa dengan hadirnya pagelaran sandiwara dari grup Wiramandala pada Selasa malam, 29 Oktober 2024.
Grup sandiwara asal Bulak Jatibarang ini menampilkan cerita “Kembang Cangkok Wijayakusuma” yang mengisahkan perjuangan, pengorbanan, dan kejayaan, menarik perhatian ratusan warga yang hadir.
“Kembang Cangkok Wijayakusuma” bukan sekadar cerita hiburan. Lakon ini menyimpan nilai sejarah dan budaya masyarakat Jawa tentang bunga wijayakusuma, yang dipercaya membawa kekuasaan dan keberuntungan bagi pemiliknya. Dalam cerita ini, bunga tersebut diyakini hanya ditemukan di tempat-tempat sakral oleh orang-orang pilihan, sehingga memiliki makna spiritual mendalam.
Grup sandiwara Wiramandala, yang berdiri sejak 2024, konsisten mengangkat cerita-cerita legenda Jawa, mempertahankan ciri khas tradisional meski di tengah gempuran hiburan modern. Wiramandala dikenal dengan pementasan yang kaya pesan moral dan budaya lokal. Cerita “Kembang Cangkok Wijayakusuma” sendiri mengajarkan generasi muda untuk menghargai sejarah dan leluhur.
Alur cerita dimulai dengan Resi Kano yang bersembunyi dari Prabu Aji Pamos, raja ambisius yang iri hati. Setelah Resi Kano tewas ditikam, muncul naga besar yang kemudian berubah menjadi Dewi Wasowati. Dewi memberi Prabu Aji Pamos “Kembang Cangkok Wijayakusuma” sebagai balas jasa, yang konon membawa keberuntungan dan masa depan cerah bagi keturunannya.