Indramayu, medianetral.com – Menjadi momen istimewa bagi warga Gadingan dan Mekar Gading di Kabupaten Indramayu. Perayaan Haul Buyut Gading, yang selalu dinanti setiap tahun, kali ini berlangsung meriah dengan kehadiran 40 ogoh-ogoh berbagai bentuk dan ukuran. Ogoh-ogoh tersebut, simbol dari kreativitas dan kecintaan warga terhadap budaya lokal, mengisi jalan-jalan desa dengan warna-warni yang mencolok.
Berbagai jenis ogoh-ogoh seperti naga, kelelawar, tikus, Bima, hingga kereta kencana ditampilkan dalam arak-arakan megah. Tokoh pemuda setempat, Nanang Subrata, dalam wawancara dengan awak media menjelaskan bahwa tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur atas berkah kehidupan yang telah dianugerahkan oleh Tuhan. Lebih dari itu, tradisi ini juga menjadi wujud penghormatan kepada leluhur desa, Mbah Buyut Gading, yang diyakini sebagai penjaga dan pelindung warga Gadingan.
“Kegiatan ini adalah ungkapan syukur dan penghormatan kepada leluhur kami. Kami merasa nikmat hidup yang diberikan oleh Tuhan harus dirayakan dengan cara yang bermakna, salah satunya melalui tradisi ini,” ujar Nanang. Rabu, 23 Oktober 2024,
Setiap tahun, perayaan Haul Buyut Gading menjadi lebih besar dan lebih semarak, seiring dengan semakin tingginya partisipasi masyarakat, terutama para pemuda yang ingin melestarikan adat istiadat dan tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun. Tidak hanya itu, perayaan ini juga merupakan ajang unjuk kreativitas bagi warga. Dengan menghadirkan ogoh-ogoh yang dibuat secara swadaya oleh masing-masing blok atau RT, karnaval ogoh-ogoh menjadi simbol kompetisi sehat antara warga dalam menampilkan yang terbaik.
Kreasi Seni dalam Bentuk Ogoh-Ogoh
Dalam pembuatan ogoh-ogoh, setiap blok berlomba-lomba menunjukkan keterampilan dan imajinasi mereka. Ogoh-ogoh naga yang melambangkan kekuatan, tikus yang menggambarkan kecerdikan, hingga Bima yang dikenal sebagai tokoh pewayangan yang kuat dan adil, semuanya dibuat dengan detail yang luar biasa. Tak hanya megah, ogoh-ogoh tersebut juga sarat akan makna filosofis, mencerminkan nilai-nilai kehidupan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Gadingan.
Kemeriahan semakin terasa saat pawai dimulai. Suara musik tradisional yang mengiringi arak-arakan ogoh-ogoh semakin mempertegas suasana sakral sekaligus penuh suka cita. Karnaval ini menjadi salah satu daya tarik utama perayaan Haul Buyut Gading, di mana para penonton, baik dari dalam maupun luar desa, berkumpul untuk menyaksikan parade megah tersebut.
“Setiap ogoh-ogoh yang dibuat bukan hanya untuk dipamerkan, tapi juga sebagai simbol keseriusan dan kecintaan warga terhadap seni dan budaya lokal. Ini ajang gengsi bagi setiap blok untuk menunjukkan hasil karya terbaik mereka,” jelas Nanang Subrata.
Karnaval Sound Sistem Sebagai Daya Tarik Tambahan
Tak hanya ogoh-ogoh, perayaan kali ini juga dimeriahkan oleh karnaval sound sistem. Setiap blok membawa sound sistem dengan kualitas dan kekuatan suara yang luar biasa, menjadi ajang gengsi tersendiri. Kompetisi sound sistem ini semakin menambah kemeriahan, di mana masing-masing blok saling berlomba untuk menghadirkan musik dengan kualitas terbaik.
Perpaduan antara seni visual ogoh-ogoh dan audio dari sound sistem memberikan pengalaman yang unik bagi para peserta dan penonton. Karnaval ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga menjadi momen bagi warga untuk semakin mempererat kebersamaan dan gotong royong.
“Ini bukan hanya tentang kompetisi, tetapi lebih kepada menunjukkan kecintaan kami terhadap budaya dan seni. Kami ingin anak-anak muda sekarang tetap menghargai tradisi ini dan melanjutkannya di masa depan,” tambah Nanang.
Perayaan Haul Buyut Gading tahun ini bukan hanya menjadi ajang penghormatan kepada leluhur, tetapi juga sebagai simbol kelestarian budaya dan kreativitas warga. Melalui kegiatan ini, masyarakat Gadingan dan Mekar Gading berharap tradisi ini akan terus hidup dan berkembang, menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas mereka yang kaya akan budaya.