Peringatan Hari Puisi Nasional, di SMAN 1 Terisi Indramayu

Indramayu, medianetral.com – Lestari Dewi siswa kelas XI C itu kemudian ke depan membacakan puisi karyanya. Sebagai pembuka kegiatan Hari Puisi Nasional 2025, Senin (28 April 2025) di SMA Negeri 1 Terisi, Kabupaten Indramayu – Jawa Barat.

Puisi: Lestari Dewi

*Bisikan Jiwa*

Hujan deras jatuh ke bumi,

Angin berbisik di sunyi senja.

Sagara memanggil dalam mimpi,

Tenggelam aku tanpa nestapa.

Gelombang menari menyimpan luka,

Pudar sirna bayangmu.

Tinggalah kenangan semu,

Tentangmu abadi dalam aksara.

Tentangmu menjadi kenangan,

Sang pemilik nayanika.

Aku kehilangan,

Kau yang sempurna.

Firasat datang tak diminta,

Menyampaikan lewat mimpi.

Aku terdiam merangkai tanda,

Kau tak akan kembali.

Kau hanya sementara,

Aku ikhlas.

Pernah kuingin amerta,

Ternyata tetap harus kulepas.

Tak semudah membuat majas,

Bayangmu senyap.

Waktu berlalu tanpa batas,

Rindu hilang tertiup gelap.

Ruang kegiatan yang dihadiri 30 siswa itu sejenak berubah hening, Lestari Dewi dengan interprestasinya yang terjaga menjadi sihir bagi audiensnya siang itu.

Pelaku teater dan Guru, Ray Mengku Sutentra, S.S yang memfasilitasi kegiatan ini, atas permintaan Acep Syahril mendapat respon luar biasa dari Cahyudin, S.Pd, M.Pd Kepala SMAN 1 Terisi.

Walaupun sederhana tapi antusias para siswa cukup apresiatif, karena sekolah ini salah satu sekolah di Kabupaten Indramayu yang dikenal memiliki segudang prestasi non akademik. Jadi tidak heran kalau mereka mengenal banyak puisi-puisi penyair Indonesia.

Mereka tidak hanya mengenal nama-nama dan buku-buku para penyair indonesia itu, tapi juga menjadi referensi bacaan, yang tidak sedikit dari mereka berusaha mengekspresikan kegelisahannya dalam bentuk puisi dan dalam bentuk karya sastra lainnya.

Acep Syahril, selaku pembicara didampingi Ray Mengku Sutentra, Sudarman, S.Sn dan Nano Supriatno. Dalam pemaparannya lebih menyoroti semangat Chairil Anwar dalam menyikapi dunia sastra. Serta kegilaan belajarnya yang melampaui para sastrawan lainnya pada saat itu.

Oleh sebab itu, semangat Chairil Anwar ini bisa dijadikan cerminan, khususnya pada kebiasaan membaca dan kegilaan belajar hingga mampu melahirkan puisi-puisi tembus zaman, ujarnya.

“Jadi kalian jangan sampai dibuat hanyut oleh kemudahan teknologi yang menawarkan banyak permainan. Tapi berusahalah untuk keluar dari permasalahan kalian (ketidak tahuan) dengan memanfaatkan teknologi tersebut,” papar Acep.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *