Cirebon, medianetral.com -Tim Literasi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri ( SMKN 1 ) Kota Cirebon menerbitkan buku kumpulan tulisan siswa berupa puisi, cerita, opini dan ilustrasi, melibatkan 64 penulis satu diantaranya guru Bahasa dan Sastra Indonesia.
Buku bertajuk “Puisi, Cerita di Luar Baut, Paku dan Gergaji” ini diterbitkan oleh Teras Budaya Jakarta dengan QRCBN: 62-2126-6206-291, atas prakarsa Arifuddin S.Pd.M.T., L, selaku kepala sekolahnya. Dengan ketebalan 104 halaman berisi tulisan berupa puisi, cerita, opini dan ilustrasi yang mengangkat tema “pentingnya pendidikan”.
Tema ini oleh Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, Drs. H. Wahyu Mijaya, S.H., M.Si disambut sebagai kreativitas menantang berangkat dari harapan yang kemudian didongkrak oleh keinginan, dengan motivasi dan belajar (pendidikan).
“Yang paling tinggi dari hidup adalah “keinginan dan harapan”. Keinginan merupakan hasrat yang digerakkan oleh pikiran. Pikiran melahirkan keinginan-keinginan sesuai harapan. Jika harapan itu kecil maka kerja keinginanpun kecil, sebaliknya jika harapan itu besar maka keinginan membutuhkan energy yang besar.
Untuk membangun energy yang besar melalui belajar (pendidikan), dengan banyak belajar maka energy akan melahirkan banyak pemikiran untuk mendongkrak keinginan melalui kreativitas yang hebat untuk sampai pada harapan.” Demikian kata Drs. H. Wahyu Mijaya, S.H., M.Si dalam catatannya di buku tersebut.
Sedangkan Arifuddin S.Pd.M.T., L, mengapresiasi buku ini dalam catatannya, lebih membangun motivasi serta dorongan emosional atas potensi individu untuk kemudian dikembangkan sesuai potensi yang ada dalam diri individu itu sendiri.
“Kalau kita jenuh dengan versi kita yang sekarang maka bikinlah versi baru dalam kehidupan kita, karena yang ada di diri kita itu adalah paket potensi bukan paket jadi. Kita mau jadi apa saja tergantung dari potensi kita, karena yang menguasai hidup kita sebenarnya adalah diri kita sendiri.”
Berbeda tentunya dengan catatan Kurator, Acep Syahril. Dia menyoroti secara general sekolah menengah kejuruan dimana penyesuaian kurikulum pembelajarannya, 60 – 70 persen program produktif dan 30 – 40 persennya teori. Namun demikian dia percaya kalau siswa siswinya masih memiliki minat baca yang tinggi.
Bahkan dari keyakinannya itu, Acep mengira kalau tulisan para siswa ini nantinya pasti akan banyak idiom-idiom, perlistrikan, tata boga, teknik komputer jaringan, elektro, bangunan dan lain-lain. Ternyata dugaan itu meleset, sebab tulisan para siswa disini, baik itu puisi, cerita, opini dan ilustrasi sebagian besar mengangkat hasil dari pengalaman membaca, mengambil kisah dari orang lain atau menyoroti persoalan social yang ada di sekitar kehidupan mereka.
Seperti pada tulisan Ari Agung Jaya Saputra berjudul Anak Miskin Jadi Tentara, (halaman 24 – 26). Diceritakan dua orang saudara Edo dan Reza awalnya sekolah dari SD sampai SMP, ketika hendak melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas, Edo sebagai anak tertua mengalah karena kondisi ekonomi orang tua mereka yang tidak baik. Akhirnya Reza melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas sedangkan Edo memilih bekerja membantu orang tuanya untuk menutupi kebutuhan keluarga termasuk biaya sekolah Edo.
Karena prestasi belajar Reza yang bagus dan mendapatkan beasiswa, ketika lulus Reza ikut mendaftar di Akademi Militer dan diterima. Sebagian besar teman-teman sekolah Reza yang awalnya seringkali mengejek dan merendahkan cita-citanya, semua itu dijawab oleh keberhasilannya di Akmil,dan membuat bangga keluarganya.
Atau pada puisi:
Puisi: Arya Darmawan
Pendidikan Kunci Ketidaktahuan
Dengan pena dan buku, bermula pengetahuan.
Membaca dan menulis, berlanjut ke kehidupan.
Semangat api hadapi setiap rintangan
Tekun semangat dan sabar. Jalani pendidikan.
Tak perduli dari mana kau berasal. Lewat hadapi
segala rintangan. Hidup dan berpegang
teguh pada ilmu dan pengetahuan. Sebab itulah
jalan utama ke masa depan.
Pendidikan tidak boleh disepelekan. Jadikan
ilmu sebagai pilar peradaban. Berantas
kebodohan dan kemiskinan wujudkan
Indonesia emas menuju kesuksesan.
Dan jadikan pendidikan sebagai kunci
pembuka ketidaktahuan.
Memberikan peluang pekerjaan bagi mereka
yang berpendidikan
Agar mereka dapat meraih cita-cita yang mulia
dan sukses dimasa depan
Yang jelas puisi dan cerita cerita inspiratif di buku ini layak dibaca, selain jadi bahan renungan juga bisa menjadi motivasi untuk menumbuhkan minat dan semangat menulis dikalangan pelajar. (Yogie)