Indramayu, medianetral.com – Ada yang menarik dari peristiwa budaya di Indramayu kali ini, yakni pameran dalam gang. Pameran yang digagas oleh pelukisnya sendiri, Syayidin SR, Solo Painting Exhibhition Syayidin 2024.
Syayidin merupakan pelukis Indonesia yang kebetulan berdomisili di Indramayu, yang selama ini lebih banyak berpameran di sejumlah kota besar Indonesia.
Kemenarikan peristiwa budaya ini, ketika Syayidin memilih berpameran di kediamannya, Studio Griya 26, Kelurahan Karang Malang RT.01/01 Indramayu. Sebuah Gang dengan kepadatan rumah penduduk di kiri kanannya.
Ketika kebetulan Gedung Kesenian Mama Sugra, Indramayu masih disegel. Walaupun secara pertikal tidak ada hubungannya dengan kapasifan gedung kesenian tersebut. Tapi secara emosional dugaan dugaan miring para pengunjung yang sebagian besar seniman itu, tidak bisa dipungkiri.
Namun sebagai gerakan budaya ini menjadi sangat menarik, meskipun apa yang dilakukan Syayidin bukan hal baru di Indramayu. Sebab Koreografer Wangi Indriya juga sejak dulu memilih Sanggar Mulya Bhakti sebagai rumah ekspresi untuk berkeseniannya, Supali Kasim dengan “Omah Ijo” nya, Sapujogan, Sawo Kecik dan masih ada sejumlah sanggar lainnya.
Artinya Indramayu sudah saatnya menghidupkan kantong kantong budaya untuk menghidupkan marwah berkeseniannya. Yang secara positif bisa menawarkan Magnit Wisata.
Pameran Tunggal
Dari pengakuan Syayidin, pameran dalam gang ini menurutnya sebagai sebuah kegelisahan yang harus di ekspresikan di lingkungan tempat tinggalnya.
“Masyarakat itu sudah cerdas, sebagai seniman kita hanya menawarkan karya di lingkungan tempat tinggalnya. Soal apresiasi kita kembalikan lagi pada mereka,” jelas Syayidin.
Dari ribuan lukisannya hanya sejumlah lukisan saja yang terpajang di Studio Griya 26. Karya karya ekspresif dengan sapuan warna warna cerah dalam berbagai ukuran.
Suasana di lokasi pameran malam itu, tidak hanya diramaikan oleh tamu yang sebagian besar seniman tari, sastra, teater, musik dan seni tradisi, seperti: Ray Mengkusutentra, Slamet Suryadi, Rohman Rohim, Iing Sayuti, Wangi Indriya, Uthekras Uus, Adung Abdulgani dan lain lain. Tapi juga dipadati oleh warga setempat. (Acep)